Tri Murti adalah tiga dewa sebagai manifestasi Sanghyang Widhi yang dipuja di Pura Kahyangan Desa yang dalam Babad Bali disebutkan :
  1. Dewa Brahma dipuja di Pura Desa sebagai pencipta
  2. Dewa Wisnu; dipuja di Pura Puseh sebagai pemelihara
  3. Dewa Siwa ("Iswara"; Lontar Siwa Sasana) dipuja Pura Dalem sebagai pelebur/pralina.
Ketiganya sebagai manifestasi Tuhan, Kemahakuasaan Tuhanlah yang menciptakan (utpati), melindungi (sthiti) dan mempralayakan (pralaya atau pralina) semua ciptaan-Nya yang disebut Tri Kona (dengan lambang Lukisan Segi Tiga, lambang siclus Utpati, Sthiti, Pralina). 
  • Dengan pemujaan Tuhan dalam wujud Siwa sebagai Tri Murti mengandung dua konsep pembinaan kehidupan spiritual, yaitu konsep 
    • Tri Kona, pembinaan kehidupan spiritual seluruh umat manusia.
    • Tri Guna, Tri Murti sebagai Guna Awatara berarti Tuhan-lah yang menjadi sumber pengendali tertinggi tiga dasar sifat manusia yang disebutkan dalam Tri Guna itu.
Pemujaan Tuhan sebagai Tri Murti di setiap desa adat di Bali sebagai media sakral untuk menerapkan konsep dalam menguatkan kehidupan spiritual. Penguatan kehidupan spiritual melalui penguatan sistem pemujaan pada Tuhan, agar umat hidupnya terarah dalam mengarungi dinamika kehidupan di dunia ini.

Dalam beberapa kisah Tri Murti ini juga diceritakan :
    • Dewi Gayatri yang dipuja oleh Tiga Serangkai (Tri Murti) ini sebagai ibu ketika mereka masih kanak kanak, Dewi Gayatrilah yang menaruh mereka dalam akasa yang di gantung oleh rantai empat WEDA (kebijaksanaan) dan lagu nina bobo "OM", ia menidurkan mereka.
    • Dalam Lontar Siwagama dan lontar Sri Purana Tattwa menyebutkan bahwa setelah bumi diciptakan dengan segala isinya maka pada suatu ketika terjadilah bencana dan Trimurti inilah yang berwujud menjadi naga untuk menyelamatkan manusia sewaktu itu.
Sebagai tambahan, Tri Murti ini juga kemudian terkelompokkan lagi kedalam Dewa Nawa Sanga yang mengisi delapan penjuru angin dengan Siwa sebagai penguasa yang ada ditengah-tengahnya.
  • Kesembilan Dewa Nawa Sanga ini juga memiliki pasangan yang disebut sakti (sering disebut ardhanareswari). 
  • Misalnya Dewa Brahma saktinya Dewi Saraswati, Dewa Wisnu saktinya Dewi Sri, Dewa Siwa saktinya Dewi Durga dsb.
  • Dewa-Dewi ini di Puja di Pura khusus seperti Tri Murti yang dipuja di Pura Kahyangan Tiga
  • Aksara Suci Tri Murti pembentuk huruf suci AUM; Pranawa "OM" Omkara perlambang Tri Kona :
  • A; Ang (Utpatti)
  • U; Ung (Sthiti)
  • M; Mang (Pralina)
Sedangkan wahana - wahana para dewa Tri Murti sebagaimana yang disebutkan dalam fungsi petulangan dalam upacara ngaben :
  • Lembu dipercaya sebagai wahananya Dewa Siwa.  
  • Singa dipercaya sebagai wahananya Dewa Brahma.
  • Naga dipercaya sebagai wahananya Dewa Wisnu.
Tri Murti dalam Tutur Barong Swari diceritakan,
Dahulu oleh karena dunia ini terkena musibah sedemikian rupa, maka Betara Tiga (Dewa Brahma, Wisnu, dan Iswara), mengetahui hal itu. 
  • Iba hati ketiga Dewata itu melihat orang-orang meninggal, 
  • demikian pula terhadap orang-orang yang terkena wabah penyakit itu.
Maka Beliaupun sama-sama memikirkan serta mencari upaya untuk mengatasi hal itu. Maka Beliaupun menciptakan yang disebut: Barong Swari, maka 
  • Betara Brahma menjadi: Topeng Merah, 
  • Betara Wisnu menjadi: Penari Telek, dan 
  • Sang Hyang Iswara menjadi: Barong.
Dari sinilah asal mula nama: Barong Swari. Para Dewata itu pada menari di perempatan desa, dan juga pada setiap pertigaan, ketiga Dewata itu pada menari-nari, yang bertujuan membuat kesejahteraan dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini