Dharma Gita

Secara Etimologi Dharma Gita berasal dari dua kata yaitu: Dharma (kebenaran, agama), dan Gita (nyanyian, lagu). Jadi, secara sederhan Dharma Gita yaitu Nyanyian atau Lagu Pujaan yang mengandung nilai kebenaran yang bersumber pada ajaran Agama. Dharma Gita juga dapat disebut Dharma Santhi, atau Gita Santhi. Biasanya Dharma Gita ini bersumber pada Weda dan Kitab Smerti (Saramuscaya, Ramayana, dan Mahabrata). Biasanya Dharma Gita menggunakan Bahasa Sansekerta dan Bahasa Jawa Kuno. .Dharma Gita ini memiliki beberapa tujuan antara lain
1. Menciptakan suasana sacral pada saat terjadinya upacara Yadnya
2. Menyebarkan nilai ajaran agama melalui Seni Suara
3.  Memberi Motivasi pada umat


Fungsi dari Dharma Gita ini adalah:
  1.  Untuk mengiringi upacara Yadnya
  2. Melestarikan kebudayaan
  3. Mengajarkan hal – hal yang benar melalui suara
  4. Sebagai motivasi umat Hindu untuk lebih mencintai agamanya sendiri
  5. Sebagai pembimbing perasaan menuju suasana kesucian

Jenis – jenis dari Dharma Gita:
  1. Sekar Rare (Gegendingan)
Yaitu Dharma Gita yang biasanya dinyanyikan oleh anak – anak yang menggunakan bahasa daerah, sajaknya bebas, dan isinya mengandung ajaran – ajaran Susila. Contoh Sekar Rare: Juru Pencar, Meong – Meong, Dadong Dauh, dsb.
  1. Sekar Alit (Pupuh, Geguritan, Macapat)
Yaitu Dharma Gita yang biasanya digunakan pada saat upacara Yadnya. Sekar Alit ini terikat oleh Pada Lingsa (Baris dan Suara) dan mengandung ajaran – ajaran Agama. Contoh: Pupuh Sinom, Pupuh semaradana, Pupuh Durma, Pupuh Pucung, Pupuh Pangkur, Pupuh Dandang Gula, Pupuh Ginada, pupuh Ginanti, Pupuh Mijil, Pupuh Maskumambang,
  1. Sekar Madya (Kidung Wargasari)
Sekar Madya adalah Dharma Gita yang biasanya berisikan puji – pujian terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sekar Madya biasanya terdiri atas dua bait, yaitu Penawak dan Penawa. Kidung ini dapat dibedakan menjadi liam macam yaitu:
ª        Kidung Dewa Yadnya, yaitu kidung yang digunakan untuk mengiringi upacara Dewa Yadnya
ª        Kidung Bhuta Yadnya, yaitu kidung yang digunakan untuk mengiringi upacara Bhuta Yadnya
ª        Kidung Manusa Yadnya, yaitu kidung yang digunakan untuk mengiringi  mengiringi upacara Manusa Yadnya
ª      Kidung Pitra Yadnya, yaitu kidung yang digunakan untuk mengiringi upacara Pitra Yadnya
ª        Kidung Rsi Yadnya, yaitu kidung yang diguanakan untuk mengiringi upacara Pitra Yadnya
  1. Sekar Aguna
Yaitu Dharma Gita yang terikat pada suku kata dalam setiap baris, letak lagu (Matra), dan Purwa Kanti. Yang termasuk Sekar Agung yaitu:
    Palawakya
    Kekawin
Contoh – contoh dari kekawin antara lain:
1)      Kekawin Ramayana (Empu Yogi Swara)
2)      Kekawin Bharatayuda (Empu Sedah)
3)      Kekawin Arjuna Wiwaha (Mpu Kanwa)
4)      Kekawin Lubdaka (Empu Tanakung)
Kekawin Semarandhana (Empu Darma)

Komentar

Postingan populer dari blog ini