Orang Suci Hindu

A.       Pengertian Orang Suci

Orang Suci adalah manusia yang memiliki mata batin dan dapat memancarkan kewibawaan rohani, serta mempunyai kepekaan untuk menerina getaran-getaran gaib, dalam penampilannya dapat mewujudkan ketenangan dan penuh welas asih, yang di sertai kemurnian lahir dan batin di dalam mengamalkan ajaran agama, tidak terpengaruh oleh gelombang hidup suka dan duka.

Didalam kitab suci, Para orang suci hindu disebut Sadhu, Sants, Mahant, atau Bhagavata. Mereka yang mengajarkan pengetahuan keinsafan rohani kepada masyarakat luas juga disebut guru atau Acharya. Mereka tidak saja mengajarkan secara teori tetapi juga melalui teladan pribadinya. Merekalah yang menjaga suksesi guru – murid yang tak terputuskan dari tuhan dan para acharya terdahulu sampai generrasi yang sekarang. Para santh, sadhu dan acharya adalah penjaga kelanjutan pewarisan dharma. Kaki padma mereka adalah tempat berlindung bagi semua jiva yang berkeinginan untuk mencapai kesempurnaan. Hindu masih tetap ada dan hidup segar hingga hari ini adalah karena mereka. Merekalah kepala dari seluruh masyarakat yang membangun tubuh hindu. Setiap umat hindu adalah murid yang dengan kerendahan hati memohon ajaran dari mereka. Ajaran mereka tiada lain adalah realisasi Veda itu sendiri dan merupakan kesempurnaan pengalaman rohani mereka di dalam jalan Veda.  

B.      Syarat – Syarat Menjadi Orang Suci

Sebelum seseorang menjadi pemangku (orang suci) hal yang paling utama dilakukan yaitu Upacara pawintenan Gede. Kata pawintenan itu sendiri berasal dari kata winten, yang dapat diartikan dengan kata inten (berlian), permata bercahaya. Pawintenan atau mawinten mengandung arti melaksanakan suatu upacara untuk mendapatkan sinar (cahaya) terang dari Sang Hyang Widhi Wasa, supaya dapat mengerti, mengetahui, serta menghayati ajaran pustaka suci Veda tanpa aral melintang. Magna dari pawintenan disini tidak lain yaitu memohon Waranugraha Sanghyang Widhi Wasa dalam prabawanya sebagai Sanghyang Guru yang memberi tuntunan, sebagai sanghyang Gana memberikan perlindungan dan membebaskan segala bentuk rintangan, dan sebagai Sang Hyang Aji Saraswati sebagai pemberi anugrah ilmu pengetahuan suci (Veda).
Dan disamping pelaksanaan upacara pawintenan dalam ajaran Veda untuk menjadi Orang suci, ada empat syarat yang mesti dimiliki yaitu:
1.    Widya adalah memiliki ilmu pengetahuan dan kerohanian (Apara Widya dan Para Widya)
2.      Satya adalah memiliki sifat jujur dan memegang teguh kebenaran
3.      Tapa adalah mampu mengendalikan diri dari segala godaan nafsu
4.      Sruta adalah mampu menerima getaran-getaran suci (wahyu)

C.       Kedudukan Orang Suci

Melalui proses sakral yang di sebut “Dwijati” artinya lahir kedua kali. Lahir yang pertama melalui rahim seorang ibu dan yang kedua melalui proses sakralisasi dan proses pembelajara melalui seorang guru kerohanian yang mengajarkan Weda. Ada juga di sebut “Mediksa” artinya upacara penyucian seorang walaka menjadi pandita atau sulinggih. Orang-orang suci memiliki kedudukan khusus dan terhormat dalam masyarakat hindu. Masyarakat hindu menyebutnya “Sulinggih”“Su”artinya mulia atau utama dan “Ling” artinya kedudukan. Jadi, sulinggih artinya kedudukan utama atau mulia.
Di dalam Kitab Weda Sruti dan Smerti di sebutkan beberapa gelar (kedudukan) untuk orang suci yang sesuai dengan keahliannya yaitu:
  • 1.     Pendeta adalah gelar orang suci dari brahmana wangsa, beliau telah di dwijati atau di diksa.
  • 2.      Dang Hyang adalah gelar orang suci dari brahmana wangsa yang berperan menjadi Maha Guru sperti Dang Hyang Nirartha, Dang Hyang Dwijendra.
  • 3.      Rsi atau Bhagawadgita adalah gelar orang suci dari wangsa ksatria yang menjadi penyebar dan penentu ajaran agama.
  • 4.      Mpu adalah gelar orang suci dari waisya wangsa yang bertugas memimpin upacara bhuta yadnya.
  • 5.      Pinandita atau pemangku adalah orang suci yang ruang lingkupnya terbatas dan penyuciannya melalui upacara “ekajati”.  Beliau  mempunyai wewenang untuk muput upacara dalam skala kecil. Pemangku adalah orang yang disucikan melalui proses Ekajati/mawinten.
  • 6.      Wasi adalah sejenis pemangku dari umat hindu di jawa.      
Dan beliau inilah yang memiliki tugas-tugas sesuai dengan fungsinya, yaitu:
Bertugas memimpin pelaksanaan Upacara atau Upakara keagamaan dan memberi petunjuk cara-cara pembuatan banten, Memberi Upanisad, Memberi Dewasa (niwakang dewasa).
                             
D.  Tugas  Orang Suci

a).    Rsi
Rsi adalah Orang suci yang karena kesucian pikirannya dapat menerima wahyu Ida Sang Hyang Widhi. Dan tugas dari seorang Rsi adalah sebagai berikut :

1.      Menyebarkan ajaran Weda kepada umat manusia
2.      Menuntun umat manusia sesuai ajaran Weda
3.      Menyelesaikan yadnya yang di minta oleh orang yang mempunyai atau melaksanakan upacara yadnya ( yajamana )

      b).    Sulinggih
      Sulinggih adalah Orang yang mempunyai wewenang untuk muput upacara yadnya. Sulinggih adalah orang suci yang disucikan melalui proses sakral yang disebut Dwijati atau Madiksa. Adapun tugas dari seorang sulinggih adalah sebagai berikut :
  
1.   Melakukan pemujaan dalam menyelesaikan Yadnya
2.      Melakukan upacara Nyurya Sewana
3.      Ngeloka Phala Sraya, dsb.     
c).    Pemangku
Pemangku adalah Orang yang mempunyai wewenang untuk muput upacara dalam skala kecil. Pemangku adalah orang yang disucikan melalui proses Ekajati/mawinten. Adapun tugasnya sebagai berikut :

1    Meminpin upacara dalam tingkatan tertentu seperti:
      caru Panca sata, Mendem Sawa, otonan dsb.
2.      Membantu sulinggih dalam menyelesaikan upacara Yadnya tertentu.
3.      Memimpin upacara di Pura tempatnya bertugas.
4.      Melakukan penyucian diri terus menerus melalui sembahyang dan selalu meningkatkan pengetahuan.

E.      Larangan Bagi Orang Suci

Orang Suci adalah manusia yang memiliki mata batin dan dapat memancarkan kewibawaan rohani, serta mempunyai kepekaan untuk menerina getaran-getaran gaib, dalam penampilannya dapat mewujudkan ketenangan dan penuh welas asih, yang di sertai kemurnian lahir dan batin di dalam mengamalkan ajaran agama, tidak terpengaruh oleh gelombang hidup suka dan duka. Oleh karena itu, Sebagai Orang Suci mimiliki larangan yang mesti dijauhi diantanya sebagai berikut :
1        Tidak boleh berjudi.
2.      Tidak boleh bertengkar atau berkelahi.
3.      Tidak boleh melakukan perbuatan dosa.
4.      Tidak boleh bergaul dengan orang jahat.
5.      Tidak boleh berzina.
6.      Tidak boleh ingkar janji.
7.      Tidak boleh berpolitik praktis.
8.      Tidak boleh berdagang.
9.      Tidak boleh tersangkut pidana, dll.



Disamping larangan diatas terdapat juga Pantangan Makan dan Minum diantaranya sebagai berikut :
1    Tidak boleh minum minuman berakohol seperti, tuak, arak, berem dan minuman keras lainnya.
2.      Tidak boleh makan daging sapi.
3.      Tidak boleh makan daging babi.
4.      Tidak boleh makan daging anjing.
5.      Tidak boleh makan daging kuda.
6.      Tidak boleh makan atau minuman yang berasal dari mencuri, menipu, korupsi dll.  

F.       Menghormati Orang Suci    

Dalam setiap upacara yadnya, umat hindu wajib menghaturkan Daksina, pada pendeta yang penuh dengan keikhlasan. Pengertian daksina di sini artinya persembahan yang terhormat dalam bentuk harta benda kepada orang suci atau pendeta. Umat wajib menjaga kesucian pendeta dengan melayani beliau sebaik-baiknya terutama ketika beliau melaksanakan swadharmanya Nyurya sewana setiap hari. Sehingga dengan hal itulah kita mengenal ajaran Guru Bhakti dalam hal ini kepada Maha Rsi yang memberikan Ilmu Pengetahuan Suci.

Komentar

Postingan populer dari blog ini